Jumat, 10 Juli 2009

Ternyata pisang yg telah matang, menghasilkan zat TNF anti kanker Share

0 komentar

Ternyata pisang yang telah matang, menghasilkan zat TNF penangkal sel jahat
Kedepannya mungkin Anda baru sadar di masa yang akan datang...... .. akan terjadi kekurangan stock pisang di pasaran !!

Pisang yang semakin matang permukaan kulitnya akan semakin banyak bercak2 (bintik2) hitam, ini akan memproteksi penyakit dari kehidupan kita semakin tinggi. Orang Jepang suka makan pisang bukan tidak ada alasannya, dewasa, anak-anak pun suka makan pisang ~ sangat gampang, 5 buah setiap hari, penyakit akan menjauhi aku lho.......

Berdasarkan hasil penelitian ilmiah para ilmuwan Jepang diketemukan, kandungan dalam pisang terdapat zat TNF yang berfungsi menangkal kanker (sel jahat / tumor).
.
Selain itu, pisang semakin matang khasiatnya akan semakin tinggi untuk menangkal kanker. Profesor Senji dari Universitas Tokyo Jepang mengadakan penelitian memakai hewan, membandingkan hasilnya dengan memberi makan pisang, anggur, apel, semangka, nangka, pear, kiet na dan berbagai macam buah2an untuk mengujinya, hasilnya membuktikan di antara buah2an pisanglah yang terbaik khasiatnya, bisa menambah sel darah putih, dapat mengganti sel-sel yang rusak, selain itu juga menghasilkan zat TNF yang menangkal sel-sel jahat.

Penelitian dan pengujian sang profesor juga menemukan, kulit luar pisang yang semakin makin matang akan timbul bercak2 (bintik2) hitam, ini akan dapat memperpanjang umur hidup. Oleh sebab itu mulai saat ini harus sering makan pisang yang lebih matang loh ! Pisang tidak akan mengakibatkan sel darah putih tiba2 bertambah banyak dalam sekejap tapi pada saat sel darah putih berkurang otomatis bertambah sendiri. Maka, para ahli peneliti beranggapan, pisang bisa memprotek penyakit dan memperpanjang umur hidup lebih stabil, di saat kondisi tubuh orang yang sehat daya tahan tubuh akan tinggi. Tapi bagi orang sakit, orang tua dan orang yang daya tahan tubuhnya kurang dan lemah akan lebih baik makan pisang kuning untuk kesehatan tubuh.
Maka, setiap hari, lebih baik kita makan pisang matang 1 ~ 2 buah per hari, demi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, terlebih khusus mencegah influensa dan wabah flu (burung, babi & R4N1) dll. Petunjuk sang profesor Senji, kulit pisang yang menguning itu timbul bercak (bintik) hitam, kemampuan menambah sel darah putih lebih baik........ ..... 8 kali lipat daripada kulit pisang yang hijau.

Mati Perlahan Cara Indonesia

0 komentar
Di negeri yang religius ini, orang mati dikoyak bom bukan lagi kejadian yang langka. Kepala tiba-tiba melayang dipenggal parang juga bukan kejadian yang jarang. Maka, jangan tersinggung kalau Indonesia dianggap sebagai sarang teroris. Perkelahian antaretnik atau kelompok juga sering terjadi, yang juga meminta korban jiwa.

Jadi, kalau untuk urusan mati tiba-tiba, Indonesia boleh disebut tempatnya. Artinya, jangan merasa heran kalau suatu saat teman atau keluarga atau bahkan Anda sendiri, yang segar bugar, tiba-tiba diberitakan meninggal karena serpihan bom, atau tewas karena zat mematikan seperti arsen, sebagaimana yang dialami Munir sang aktivis hak asasi manusia itu.

Begitu juga kalau anak gadis Anda tiba-tiba tewas karena dipenggal orang tidak dikenal. Kejadian mati tiba-tiba seperti itu bukan lagi sebagai peristiwa yang jarang di Indonesia.

Tetapi ternyata bangsa yang mengaku paling ramah dan taat beribadah ini juga mampu melakukan pembunuhan secara perlahan-lahan. Cara yang satu ini sangat bertolak belakang dengan cara teroris yang menggunakan bom dan senjata pembunuh lainnya. Mati perlahan cara Indonesia ternyata telah berlangsung lama, dan selama itu dibiarkan begitu saja.

Beberapa waktu terakhir ini, media massa gencar memberitakan beberapa jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas yang ternyata mengandung zat beracun, khususnya formalin, boraks, dan bahan pewarna tekstil. Berita mengenai penggunaan bahan berbahaya dalam makanan sehari-hari sebenarnya pernah muncul sekitar 20 tahun yang lalu. Kalau beritanya pernah muncul 20 tahun yang lalu, hampir pasti bahan beracun itu telah masuk ke perut masyarakat banyak sejak lebih dari waktu itu.

Tahu, bakso, mi basah, ikan kering, ikan segar, daging ayam, dan sayuran adalah jenis makanan yang sangat populer dan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Celakanya, semua jenis makanan itu telah dicemari dengan zat racun oleh para penjualnya.

Akan tetapi, ternyata tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan oleh pihak yang terkait. Mungkin karena konsumen tidak tampak berteriak kesakitan dan berdarah meleleh membasahi wajah yang terluka. Artinya, sekian lama warga bangsa ini dibiarkan mengonsumsi racun untuk kemudian mati secara perlahan.

Barangkali banyak orang yang sekian lama mengonsumsi jenis makanan itu mengatakan dirinya sehat-sehat saja. Pernyataan itu benar. Sebab, formalin bukan seperti arsen yang mematikan dalam waktu singkat, kecuali ditelan dalam jumlah besar dan dengan konsentrasi yang tinggi. Akan tetapi, bahan pengawet mayat itu kalau terus masuk dan tertimbun di dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada banyak organ.

Kanker merupakan salah satu akibat yang timbul, antara lain pada paru-paru dan nasofaring. Hanya saja, pada tulisan ini saya tidak ingin mengupas lebih jauh mengenai bahan beracun itu dalam kaitan dengan kesehatan. Saya lebih tertarik menyoroti perilaku kita sebagai bangsa, dalam kaitan dengan bahan beracun itu.

Siapa takut?

Salah seorang penjual tahu yang ternyata terbukti mengandung formalin, ketika menjawab pertanyaan jurnalis TV menyatakan akan tetap menjual makanan itu. Alasannya, karena dia telah menampung tenaga kerja. Penjual yang lain menjawab akan tetap menjual karena tidak ada pekerjaan lain.

Di pihak lain, warga masyarakat yang mengaku selalu mengonsumsi makanan yang ternyata berformalin, dengan lugu mengatakan akan tetap mengonsumsi. Alasannya sederhana, karena kematian ada di tangan Tuhan.

Kedua jawaban yang disampaikan oleh kedua pihak yang bertentangan itu, yaitu penjual makanan beracun dan konsumen yang dirugikan, ternyata mempunyai nuansa yang sama. Keduanya tidak peduli, atau dengan bahasa gaulnya mungkin; siapa takut?

Jawaban penjual, yang seakan menantang itu, mungkin dapat mewakili perilaku sangat banyak warga bangsa ini yang tidak peduli terhadap peraturan dan hukum. Kerap terjadi pengerahan massa yang disertai kekerasan untuk memaksakan kehendak, padahal sangat jelas melanggar hukum.

Sebagai contoh, warga yang mendiami tanah orang lain, ketika diminta meninggalkan tempat itu mereka justru menantang dan mengancam dengan membawa senjata. Bisa jadi fenomena seperti inilah yang membuat pihak berwenang tidak menyita atau menutup penjualan bahan makanan yang beracun itu, walaupun mudah dijumpai di banyak tempat.

Di pihak lain, jawaban konsumen tampaknya dapat mewakili ketidakberdayaan dan kebodohan kebanyakan warga bangsa ini. Banyak contoh warga bangsa ini yang tertipu karena ketidakmengertiannya sebagai konsumen. Setelah menjadi korban, mereka hanya pasrah walaupun merintih juga. Tidak terpikir mau menuntut secara hukum. Andaikata mau, harus berpikir berjuta kali, karena berarti harus terperangkap dalam rimba bisnis hukum yang liar.

Makanan beracun formalin atau boraks hanyalah contoh aktual, karena menyangkut sangat banyak orang. Tetapi sebelumnya sudah banyak juga warga bangsa yang menjadi korban pembodohan sekaligus penipuan lewat iklan, misalnya yang menawarkan penambahan ukuran penis dan pembesaran payudara dengan cara yang tidak ilmiah.

Menunggu kematian

Kini beberapa pihak berwenang mulai buka suara akan mengambil tindakan terhadap pihak yang menggunakan formalin. Penjual formalin eceran akan ditindak, katanya. Padahal sudah lama penjualan formalin eceran berlangsung dengan aman, termasuk melalui apotek. Padahal sangat jelas formalin tidak boleh dijual secara bebas karena tergolong bahan beracun.

Bukankah fenomena seperti ini sudah berlangsung lama? Banyak obat yang seharusnya tidak boleh dijual bebas, dibiarkan saja dijual bebas seolah-olah legal seperti di apotek. Publik yang tidak mengetahui bahwa obat itu sebenarnya tidak boleh dijual bebas, tetap saja membelinya dengan bebas.

Narkoba juga menjadi penyumbang utama anak bangsa yang mati perlahan. Jumlah korban narkoba di negeri ini terus meningkat. Ada pabrik narkoba yang telah diserbu polisi. Akan tetapi, peredaran barang pembawa maut itu tetap saja berlangsung; tenang tetapi meriah, dengan korban semakin banyak.

Kegagalan memberantas narkoba sama saja dengan menambah jumlah warga bangsa yang menunggu mati secara perlahan. Keterlibatan petugas yang melindungi perdagangan narkoba (dan sejenisnya) sama saja dengan keterlibatan pihak yang terkait dalam penjualan formalin secara bebas.

Kematian pengguna narkoba secara tiba-tiba karena kelebihan dosis memang sering terjadi. Namun, di balik itu semua, jauh lebih banyak yang tetap hidup sia-sia. Mereka tak berdaya, menjadi beban keluarga, sambil menunggu mati secara perlahan. Lalu apa bedanya dengan sangat banyaknya warga bangsa yang menjadi konsumen makanan berformalin itu?

Maka, tak dapat tidak, harus ada tindakan terprogram dan terpadu untuk memberantas penjualan bebas formalin, selain narkoba dan bahan pembunuh lainnya. Kalau tidak, saya khawatir akan dipatenkan sebuah cara baru untuk mati: mati perlahan cara Indonesia.

MANFAAT UBI JALAR MERAH

0 komentar
Konon ini rahasia awet muda Oom Liem. Sarapan Bubur ayam dengan Ubi Jalar Merah Rebus 2-3 kali seminggu..
Bagi Kesehatan Sekarang jangan pernah lagi menyia-nyiakan ubi jalar merah, karena khasiatnya lebih dahsyat dari sekedar menjaga kesehatan mata.
Sekelompok antioksidan yang tersimpan dalam ubi jalar merah mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas. Karenanya ubi jalar merah dapat mencegah kemerosotan daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner, serta kanker. Plus bonus sehat lainnya termasuk membuat kita tetap awet muda. Ubi jalar yang termasuk umbi-umbian murah ini jarang masuk dalam menu keluarga kita, padahal di dapur Barat, ubi jalar merupakan primadona. Pada perayaan
hari besar besar, seperti Natal dan Thanksgiving Day, penduduk AS lazim membuat sajian eksklusif dari ubi jalar seperti cake, kue kering, pure pelengkap steak atau salad, es krim, puding, muffin, souffle, pancake, kroket, sup krim, maupun sebagai taburan hidangan panggang.

"Merah" pertanda kaya Betakaroten Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Yang paling umum adalah ubi jalar putih. Selain itu ada juga yang ungu maupun merah. Sekalipun disebut ubi jalar merah, sebenarnya warna daging buahnya adalah tidak merah, tapi kekuningan hingga jingga alias orange. Mengapa pilih yang merah ? Dibanding ubi jalar putih,tekstur ubi jalar merah memang lebih berair dan kurang masir (sandy), tapi lebih lembut. Rasanya tidak semanis yang putih padahal kadar gulanya tidak berbeda. Ubi jalar putih mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100gram, ubi merah yang berwarna kuning emas tersimpan 2900 mkg (9675 SI) betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga 9900 mkg (32967 SI).

Makin pekat warna jingganya. makin tinggi kadar betakarotennya yang merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh.
Secangkir ubi jalar merah kukus yang telah dilumatkan menyimpan 50000 SI betakaroten, setara dengan kandungan betakaroten dalam 23 cangkir brokoli, yang menggembirakan perebusan hanya merusak 10% kadar betakaroten, sedangkan penggorengan atau pemanggangan dalam oven hanya 20%. Namun penjemuran menghilangkan hampir separuh kandungan betakaroten, sekitar
40%.
Menyantap seporsi ubi jalar merah kukus /rebus sudah memenuhi anjuran kecukupan vitamin A 2100 - 3600 mkg sehari.

Didukung Pasukan Zat Gizi Lain Selain betakaroten, warna jingga pada ubi jalar juga memberi isyarat akan tingginya kandungan senyawa lutein dan zeaxantin, pasangan antioksidan karotenoid. Keduanya termasuk pigmen warna sejenis klorofil merupakan pembentuk vitamin A. Lutein dan zeaxantin merupakan senyawa aktif yang memiliki peran penting menghalangi proses perusakan sel. Ubi jalar merah juga kaya vitamin E.

Dari 2/3 cangkir ubi merah kukus yang dilumatkan diperoleh asupan vitamin E untuk memenuhi kebutuhan sehari. Satu buah sedang (100 g) ubi jalar merah kukus hanya mengandung 118 kalori, 1/4 kalori sepotong black forest cake.
Zat gizi lain dalam ubi jalar merah adalah kalium, fosfor, mangan dan vitamin B6. Jika dimakan mentah ubi jalar merah menyumbang cukup vitamin C.
Makan 1 buah sedang ubi jalar merah mentah sudah memenuhi 42 % anjuran kecukupan vitamin C sehari. Dibanding dengan havermut (oatmeal), ubi jalar merah lebih kaya serat, khususnya oligosakarida. Menyantap ubi jalar merah 2 - 3 kali seminggu membantu kecukupan serat. Apabila dimakan bersama kulitnya menyumbang serat lebih banyak lagi.

Khasiat Betakaroten Si Provitamin A Khasiat ubi jalar merah sebagai "obat mata" telah terbukti di Kabupaten Jayawijaya. Awalnya 0.5 % penduduknya menderita bercak bitot (xeroftalmia) , bercak putih kapur pada kornea mata.
Penyakit kekurangan vitamin A ini dapat menyebabkan kebutaan.
Setelah kebiasaan mereka menyantap ubi jalar merah berikut daunnya tak ada lagi penderita. Manfaat lain ubi jalar merah mengendalikan produksi hormon melatonin yang menghasilkan kelenjar pineal di dalam otak. Melatonin merupakan antioksidan andal yang menjaga kesehatan sel dan sistem saraf otak, sekaligus mereparasinya jika ada kerusakan. Kurang asupan vitamin A menghambat produksi melatonin dan menurunkan fungsi saraf otak sehingga muncul gangguan tidur dan berkurangnya daya ingat. Keterbatasan produksi melatonin berbuntut menurunkan produksi hormon endokrin, sehingga sistem kekebalan tubuh merosot. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi dan mempercepat laju proses penuaan. Ubi jalar merah yang berlimpah vitamin A & E dapat mengoptimumkan produksi hormon melatonin. Dengan rajin makan ubi jalar merah, ketajaman daya ingat dankesegaran kulit serta organ tetap terjaga. Yang unik, kombinasi vitamin A (betakaroten) dan vitamin E dalam ubi jalar merah bekerja sama menghalau stroke dan serangan jantung.
Betakarotennya mencegah stroke sementara vitamin E ubi jalar merah mecegah terjadinya penyumbatan dalam saluran pembuluh darah, sehingga munculnya serangan jantung dapat dicegah.
Manfaat tersebut didukung pula oleh kandungan serat dalam ubi jalar merah.
Sebagian besar serat ubi jalar merah merupakan serat larut, yang bekerja serupa busa spon. Serat menyerap kelebihan lemak/ kolesterol darah, sehingga kadar lemak/ kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar merah ini sekarang menjadi komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan, seperti susu.
Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya pada orang yang sangat sensitif oligosakarida mengakibatkan kembung.

Tak Layak Disepelekan Ubi jalar merah merupakan umbi- umbian yang mengandung senyawa antioksidan paling komplet. Selain vitamin A, C, dan E, ubi jalar merah juga berlimpah vitamin B6 )piridoksin) yang berperan penting dalam menyokong kekebalan tubuh. Di luar perkiraan banyak orang ubi jalar merah dengan kandungan vitamin B6-nya mampu mengendalikan jerawat musiman yang muncul menjelang menstruasi. Agaknya hampir semua zat gizi yang terkandung dalam ubi jalar merah mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung koroner.
Kesimpulan sebuah hasil penelitian menyebutkan kalium dalam ubi merah memangkas 40% resiko penderita hipertensi terserang stroke fatal.
Sementara tekanan darah yang berlebihan pun merosot 25 %. Jika demikian kenyataannya, kini jangan pernah lagi menganggap remeh ubi jalar merah.

Nikmati kapan saja kita suka, sambil memupuk manfaatnya.
 

News and Opini Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template