Sabtu, 19 April 2008

Free Host PHP

0 komentar



Selamat pagi teman-teman semuanya..!!!

Saya ingin bagi-bagi hostingan yang free, support PHP, dan MySql. pokoknya lumayan deh!!!

langsung aja kalian coba ke

http://my-php.net/

untuk daftarnya ke sini

http://my-php.net/signup.php

oiya ini spesifikasi gratis yang tersedia di situsnya

# 300 MB fast web space      *free*
# 100 GB monthly bandwidth   *free*
# MySQL database             *free*
# PHP scripting support      *free*
# FTP account                *free*
# Fantastico® type installer *free*
# No file size limitations   *free*
# Instant activation         *free*

lumayan khan.. hehe...

aku udah nyobain koq, daftarnya g sulit, trus g ada banner iklannya lagi... (hehehe.. promosi ;p)

y udah deh, temen-temen langsung bisa coba sendiri aja..

sekian dari saya
hasta la vista..


Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori hosting service dengan judul Free Host PHP

AwardSpace | Free PHP MySql

0 komentar


Hari ini
saya akan coba membahas free hosting yang bisa dikatakan bagus untuk
free
host kelas PHP Mysql


Sebelumnya, saya berterima kasih kepada teman-teman yang telah
memberitahukan
bahwa awardspace cocok untuk di bahas.


Sebenarnya saya juga sudah punya rencana untuk membahas awardspace, tetapi
ya....
apa dikata kalau kesibukan kuliah membelenggu ku... hehe..


oke to the poin saja


Detil information:
-
Nama
Awardspace


- Address
http://www.awardspace.com
http://www.awardspace.com/signup.html  <<-- untuk
daftar/ Register


- Spesifikasi Free Packet
 200MB Disk Space
 5GB
Monthly Traffic
 2 Domains Hosting
 5 Subdomains
 Free DNS
Server
 PHP,
Perl/CGI-BIN
 1 MySQL Database

 FTP/FrontPage Access
 5
POP3/IMAP E-mails
 Instant Account Setup
 Web-based File Manager


 Easy-to-use Control Panel
 Reliable RAID Backups
 GRID Hosting
Platform
 Super Fast Servers
 Reliable Data Center
 99.8% Uptime
Guarantee
 24x7 Network Monitoring
 Forum Support
 NO BANNER
ADS
 Fully Upgradeable


*Setelah Penulis Melakukan Test:


Kelebihan:
- PHP dan MySql
- Tidak ada iklan dan
banner


Kekurangan:
- Server ada di Amerika -->> berat
kalau di akses dari indonesia
- karena free, client nya banyak sekali
-
Tidak bisa di akses dari telkomnet instant, tapi kalau speedy bisa



Kesimpulan, boleh dicoba untuk belajar membuat website yang berbasis PHP
MySql
tapi pertimbangkan karena free jadi client nya banyak sekali


Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori hosting service dengan judul AwardSpace | Free PHP MySql

Selasa, 08 April 2008

KEMITRAAN DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

1 komentar
PENDEKATAN KEMITRAAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
(Oleh : Ansarul Fahrudda*, A. Ratgono*, Sulthoni**, Hendro Soelistiono**)

A. Pendahuluan

Di Indonensia berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan bahwa di Indonesia setiap tahunnya setiap 100.000 penduduk terdapat 115 penderita baru tuberkulosis paru dengan BTA positif. Penyakit tuberkulosis menyerang sebagidan besar kelompok usia produktif.

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit tuberkulosis serta mencegah terjadinya resistensi obat telah dilaksanakan program nasional penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shoirtcouse chemotherapy) yang direkomendasi oleh WHO.

Adapun visi dari program penanggulangan tuberkulosis agar tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Selanjutnya untuk merealisasikan visi tersebut diatas tidak mungkin hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja, karena masalah tingginya angka kesakitan dan kematian penyakit tuberkulosis adalah masalah kesehatan yang kompleks yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal yang menentukan kesehatan seseorang, kelompok yaitu perilaku. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik (social, budaya, ekonomi, politik).

Dengan demikian masalah tingginya angka kesakitan dan kematian penyakit tuberkulosis adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Pemerintah dalam hal ini paling bertanggung jawab (leading sector), namun dalam mengimplementasikan program penanggulangan tuberkulosis harus bersama-sama dengan sektor lain baik pemerintah atau swasta. Dengan kata lain sektor kesehatan harus menjalin kerjasama atau kemitraan (partnership) dengan sektor-sektor terkait. Hal ini telah sesuai dengan salah satu misi yang diemban program penanggulangan tuberkulosis yaitu dimana untuk mewujudkan visi tersebut tekah ditetapkan 3 misi program yaitu :
1. Menetapkan kebijaksanaan, memberikan panduan serta membuat evaluasi secara tepat, benar dan lengkap
2. Menciptakan iklim kemitraan dan transparansi pada upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis
3. Mempermudah akses pelayanan penderita tuberkulosis untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar mutu.


* Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
** Dinas Kesehatan Kab. Jember
***Puskesmas Sumbejambe Keb. Jember
B. Pengertian dan prinsip Kemitraaan
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secar individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Untuk membangun sebuah kemitraan, harus didasarkan pada hal-hal berikut :
a) Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan,
b) Saling mempercayai dan saling menghormati
c) Tujuan yang jelas dan terukur
d) Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
Adapun prinsip-prinsip kemitraan adalah 1) Persamaan atau equality, 2) Keterrbukaan atau transparancy dan 3) Saling menguntungkan atau mutual benefit.
Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3 tahap yaitu tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri, tahap kedua kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah dan yang tahap ketiga adalah membangu kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor. lintas bidang dan lintas organisasi yang mencakup : a) unsur pemerintah, b) unsur swasta atau dunia usaha, c) unsur LSM dan organisasi masa dan d) unsur organisasi profesi.

Dalam program penanggulangan tuberkulosis dikenal adanya kemitraan melalui pembentukan Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) TB, yang telah dicanangkan oleh Menter Kesehatan RI pada tanggal 24 Maret 1999.

C. Mitra program penanggulangan TB
Program penanggulangan tuberkulosis di Jawa Timur denga strategi DOTS secara operasional telah dilaksanakan dan pencapaian angka indikator-indikator program dari tahun ke tahun terus menunjukkan trend yang meningkat. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya dijumpai permasalahannya utama yaitu adanya kegagalan pengobatan penderita dan masih rendahnya penemuan penderita tuberkulosis baru.
Salah satu penyebab utama ketidakberhasilan pengobatan adalah karena tidak teraturnya penderita minum obat. Ketidateraturan minum obat terutana sebagai akibat dari peran pengawas minum obat (PMO) yang kurang efektif, disamping penyebab lainnya misalnya timbulnya efek samping, menderita penyakit penyerta, kerterjangkauan terhadap pelayanan kesehatan yang sulit, tingkat pengetahuan penderita yang masih kurang sehingga kurang memahami pentingnya berobat secara teratur dan sikap petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan.
Selanjutnya untuk masalah masih belum tingginya cakupan pengobatan tuberkulosis atau masih rendahnya penemuan penderita adalah karena masih kurangnya jejaring pengobatan atau kerjasama di sektor kesehatan sendiri khususnya pemberi pelayanan kesehatan atau unit pelayanan kesehatan (UPK). Selain itu masih kurangnya sosialisasi program pada masyarakat.
Salah satu pendekatan yang harus dilakukan untuk memecahkan kedua masalah utama tersebut diatas adalah perlunya dibangun kemitraan yang efektif sesuai dengan yang dibutuhan untuk kelancaran program penanggulangan tuberkulosis di Jawa Timur.

1. Paguyuban Penderita Tuberkulosis Kec. Sumberjambe

Salah satu pendekatan kemitraan yang berbasis komunitas dalam program penanggulangan tuberkulosis telah dilaksanakan di Propinsi Jawa Timur yaitu dengan adanya peran serta masyarakat melalui Paguyuban Penderita Tubekulosis Kec. Sumberjamber.

Kecamatan Sumberjambe adalah salah satu kecamatan di Kab. Jember dan terletak di sebelah utara Kota Jember dengan jarak tempuh + 35 km yang berada di dataran tinggi di kaki Gunung Raung. Jumlah penduduknya sekitar 53.806 jiwa, dengan sebagian bekerja sebagai petani maupun buruh perkebunan. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, penduduk lebih banyak berobat ke Puskesmas Sumberjambe. Penyakit menular yang sering ditemukan adalah diantaranya penyakit Campak dan tuberkulosis (TB)

Untuk pelayanan pengobatan tuberkulosis, Puskesmas Sumberjambe secara khusus mengumpulkan hari pemberian obat anti tuberkulosisi (OAT) pada hari yang sama sehingga sesama penderita sering bertemu dan saling tukar menukar informasi terutama tentang penyakit yang diderita dan pengalaman berobatnya. Adanya pemahaman bahwa penyakit tuberkulosis yang dideritanya merupakan penyakit menular sehingga dapat menularkan kepada orang lain dan dulunya dirinya sendiri secara tidak sengaja tertulari. Selain itu adanya rasa senasib diantara sesama penderita TB yang berobat secara teratur di Puskesmas Sumberjambe Kec. Sumberjambe Kab. Jember.

Setelah dinyatakan sembuh, para mantan penderita ini merasa ikut bertanggung jawab karena sebagai sumber penularan sehingga ikut membantu mencari penderita yang dicurigai tertular TB dan ikut membantu sebagai pengawas minum obat.

2. Tujuan pembentukan paguyuban

Tujuan dari paguyuban penderita tubekulosis ini adalah membantu menurunan angka kesakitan TB sehingga TB tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kec. Sumber-jambe Kab. Jember. Adapun tujuan secara khusus yaitu :
a. Sebagai wadah komunikasi diantara mantan penderita maupun penderita TB untuk tetap berobat sampai sembuh
b. Secara perorangan membantu penemuan suspek penderita TB
c. Secara perorangan membantu sebagai pengawas minum obat.
d. Sebagai langkah awal wadah pengembangan usaha untuk peningkatan penghasilan dari penderita atau mantan penderita TB yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah.


3. Kegiatan dan peran dalam program penanggulangan tuberkulosis

Kegiatan uatam dari paguyuban ini adalah 1) pertemuan rutin 3 bulanan, 2) Penemuan suspek di masyarakat dan 3) Sebagai Pengawas minum obat

Setelah melalui pertemuan telah diadakan pemilihan yang secara sepakat dipilih Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan wakil sekretaris. Jumlah seluruhnya pengurus dan anggota yang terdaftar sebanyak 80 orang dimana semuanya adalah penderita yang masih berobat dan yang sudah sembuh setelah menjalani pengobatan tuberkuloisis. Pengurus dan anggota paguyuban relatif berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah.

Pada awalnya dana kegiatan pertemuan dibantu sepenuhnya oleh Puskesmas Sumbejambe yang berasal dari dana PKS BBM. Bila selanjutnya tidak ada dana PKS BBM ini, maka akan mempengaruhi pelaksanaan program dari paguyuban ini terutama dalam membantu program penanggulangan tuberkulosis khususnya di Kec. Sumbejambe. Dengan demikian perlu disarankan untuk mencari donator lain atau dana operasional ke Dinas terkait sampai paguyuban ini bisa secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan dana operasionalnya. Sebagai upaya untuk mandiri tersebut, masing-masing anggota dapat berkontribusi dana secara sukarela sesuai kesepakatan

Sebelum secara resmi terwadahi dalam paguyuban ini yaitu mulai tahun 2004, para anggota sudah banyak membantu pelaksanaan program penang-gulangan Tuberkuloisis. Peran aktifnya terutama dalam sosialisasi program, pengawasan pengobatan dan penemuan suspek. Pada gambar 1 terlihat adanya peningkatan penemuan yang berarti serta turunnya penderita yang drop out. Pada tahun 2005 ini dilaporkan bahwa suatu ketika paguyuban ini pernah membawa 5 (lima) orang yang dicurigai sebagai penderita TB ke Puskesmas Sumbejambe dan setelah dilakukan pemeriksaan, ke lima orang tersebut penderita TB BTA positif.


Gambar 1. : Anggota Paguyuban Penderita Gambar 2. :Narasumber yang diundang
TB Paru Kec. Sumberjambe Kab. Jember dalam pertemuan Paguyuban Penderita
TB Paru Kec. Sumberjambe Jember


Adanya paguyuban ini telah membantu UPK (Unit Pelaksana Teknis) Puskesmas Sumberjambe dalam program penanggulangan Tuberkulosis, dimana pencapaian program sangat baik. Penemuan penderita baru TB BTA (+) pada tahun 2004 telah mencapai 80% dan angka kesembuhan pada tahun 2003 > 85%. Hasil ini jauh lebih baik dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2003 dimana penemuan penderita baru TB BTA positif hanya mencapai 28%.

Pencapaian yang telah baik ini, jika dipertahankan selama 5 tahun berturut-turut akan memberikan dampak pada penurunan angka kesakitan TB di Kec. Sumberjambe pada khususnya.


Gambar : Grafik peningkatan penemuan penderita tuberkulosis semua tipe dan tuberkulosis dengan BTA (+) serta jumlah penderita yang drop out
di Puskesmas Sumberjambe tahun 2002-2005

D. Kesimpulan

Model kemitraan berbasis masyarakat atau paguyuban penderita penyakit tuberkulosis ini perlu dikembangkan ke daerah lainnya terutama daerah dengan resiko tinggi penularan, dengan mempertimbangkan budaya, tingkat sosial yang ada tentunya. Untuk melanggengkan keberadaan paguyuban ini perlu dijaga komitmen yang tinggi dari para anggota yaitu kesepakatan melaksanakan kegiatan utama untuk terus membantu penemuan penderita suspek TB dan sebagai pengawas minum obat. Selanjutnya dibuat kesepakatan usaha peningkatan penghasilan pengurus dan anggota melalui usaha kecil dan menengah (UKM) disamping mengajak pihak swasta atau donator yang tidak terikat.

DAFTAR PUSTAKA :

Depkes RI, 2002, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta, Cetakan ke 8.
Fahrudda, Ansarul, 2005, Paguyuban Penderita TB Paru Kec. Sumberjambe Kab. Jember (Suatu Model Peningkatan Penemuan Penderita TB dan Pengawas Minum Obat Berbasis Masyarakat), Laporan supervise PTO-East Java, Surabaya.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Tugas Kemitraan 2

0 komentar


 

News and Opini Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template